Minggu, 03 April 2011

Legenda burung api PHOENIX

Phoenix merupakan burung keramat yang berasal dari mitologi Mesir dan digambarkan memiliki bulu yang sangat indah dan panjang berwarna merah dan emas. Tetapi, setidaknya ada tiga deskripsi berbeda dari warna bulu Phoenix. Ada yang mengatakan bahwa kepala, dada, dan punggungnya berwarna merah dan emas dengan sayap berawarna-warni. Kakinya berona ungu, sedangkan matanya berwarna biru laut. Yang lain mengatakan bahwa tubuhnya berwarna plum dengan punggung berwarna merah dan bulu sayap serta kepala berwarna emas dan ekornya panjang berwarna mawar dan biru. Deskripsi ketiga menyatakan bahwa Phoenix sebagian besar berwarna ungu dengan leher dan kepala berwarna emas. Ada kemungkinan bahwa ketiga deskripsi tersebut adalah Phoenix dalam berbagai tahap kehidupannya.

Phoenix juga dikatakan dapat hidup selama 500 tahun, bahkan 1461 tahun. Setelah hidup selama itu, Phoenix akan membakar dirinya dan dari abunya akan muncul Phoenix muda. Ovid, seorang penyair latin menuliskan: 

Ada burung yang bisa bangkit kembali lagi dan lagi.
Bangsa Assyria memberinya nama Phoenix.
Ia tidak makan biji-bijian maupun tumbuhan, hanya tetesan kayu
damar dan cairan dari kapulaga.
Bila burung ini telah hidup lima abad lamanya,
dengan cakar dan paruhnya yang bersinar ia membangun sarang tinggi di dahan palem.
Ia meletakkan kulit cassia di sarangnya yang baru dan rangkaian
kelopak bunga harum dan kayu manis dengan getah myrrh kuning.
Lalu ia berbaring di wewangian yang memabukkan itu,
dan mati.
Dan Bangsa Assyria berkata dari tubuh burung itu bangkit kembali
phoenix kecil yang ditakdirkan untuk hidup lima abad lagi.

Karena karakternya yang tidak dapat mati, Phoenix dikenal sebagai simbol dari keabadian, lambang dari siklus kehidupan setelah mati, dan simbol dari kebangkitan tubuh setelah mati. Dikatakan pula bahwa air mata Phoenix dapat menyembuhkan luka dan darahnya dapat digunakan sebagai balsem.

Phoenix dalam Kebudayaan-kebudayaan di Dunia
Phoenix dalam Kebudayaan Mesir Kuno
Dalam kebudayaan Mesir Kuno, Phoenix dikenal dengan nama "Benu" dan berasal dari Heliopolis, Kota Matahari. Dalam heliogryph Mesir, Phoenix melambangkan perjalanan waktu dan masih merupakan simbol kehidupan abadi hingga kini. Di zaman akhir, tulisan Phoenix juga digunakan untuk mewakili Dewa Matahari, Ra, secara langsung sebagai simbol matahari terbit dan terbenam.

Dalam kitab Book of the Dead dari Mesir Kuno, sebuah teks religius yang ditulis pada tahun 2000 SM, sang Phoenix menyatakan: "Aku adalah penjaga Catatan Takdir, buku tentang hal yang telah terjadi dan akan terjadi".


Phoenix dalam Kebudayaan Cina dan Jepang
Dalam kebudayaan Cina, Phoenix lebih dikenal dengan nama Fenghuang, dan di Jepang, Phoenix disebut ho-o atau fushico.

Phoenix Cina, Fenghuang, dianggap memiliki paruh ayam, leher ular, dada seekor angsa, bagian belakang kura-kura, kaki belakang rusa, dan ekor ikan.

Di Cina, Fenghuang adalah sebuah mitos dangkal mirip burung Phoenix dan merupakan makhluk legenda kedua yang dihormati setelah  naga. Fenghuang menggambarkan arah selatan dan ditampilkan sebagai Phoenix laki-laki, Feng, dan Phoenix perempuan, Huang. Warna bulunya merupakan lima warna dasar, yaitu hitam, putih, merah, hijau, dan kuning.

Dalam mitologi Cina, Phoenix merupakan simbol dari kebajikan tinggi dan rahmat, serta kekuasaan dan kemakmuran. Ini merupakan penyatuan Yin (negatif) dan Yang (Positif).

Phoenix dalam Kebudayaan Persia
Simurgh atau Simorgh merupakan Phoenix yang berasal dari mitologi Persia pada masa Kekaisaran Parthia pada tahun 247 SM. Phoenix ini biasanya dianggap baik hati, tetapi beberapa cerita menyatakan bahwa manusia tidak selalu aman berada di sekitar Phoenix ini.


 Phoenix dalam kebudayaan Rusia




Dalam cerita rakyat Rusia, Phoenix muncul sebagai Zhar-Ptitsa, subjek yang terkenal pada tahun 1910. Phoenix ini ditampilkan pada bendera Alexander Ypsilantis.




Banyak gambaran mengenai Phoenix dari seluruh Dunia dan satu persamaan dari Phoenix mereka adalah Phoenix merupakan burung legendaris. Namun jika berpikir mengenai Phoenix  dan kemungkinan adanya hewan yang mirip dengan Phoenix ini, maka Indonesia patut berbangga, karena salah satu burung khas Indonesia memiliki beberapa kesamaan dengan burung legendaris tersebut.

Burung Cendrawasih Asli Indonesia
Burung Cendrawasih yang bisa ditemukan di Papua, Indonesia, ini sering dijuluki dengan bird of paradise atau phoenix bird. Burung ini memang memiliki bentuk dan warna yang unik sekilas mirip dengan hewan mitologi, Phoenix. Tentu saja bulu-bulu Cendrawasih bukan dari api seperti Phoenix. Walaupun begitu, Cendrawasih adalah burung yang sangat indah. Burung ini dikenal karena bulunya yang tumbuh memanjang dan berwarna merah atau kuning yang indah.


Penampakan Phoenix
Tidak banyak penampakan Phoenix yang tertulis dalam sejarah, namun ada dua catatan kuno penampakan tangan pertama dari Phoenix: satu oleh Pliny, yang melihat satu dipamerkan dalam Forum Romawi pada masa pemerintahan Kaisar Claudius; lain dengan Clemont yang menyaksikannya pada abad pertama CE.

Mitos dan legenda mengenai Phoenix ini memang banyak diperdebatkan, namun jika kita berpikir lebih dalam, tidak akan ada mitos dan legenda Phoenix jika awalnya tidak ada tanda-tandanya. Namun sejauh mana informasi itu benar, tergantung pula dari seberapa akurat informasi itu sendiri disebarkan.

Nah, pertanyaan yang muncul sekarang adalah: Jika memang Phoenix adalah hewan abadi, masih adakah penampakannya di masa sekarang ini?

1 komentar: